Baca Re:Zero Kara Hajimeru Isekai Seikatsu (WN) Arc 3 - Chapter 1 Bahasa Indonesia

[Translate] Re:Zero Kara Hajimeru Isekai Seikatsu Arc 3 - Chapter 1 : Pagi Hari Yang Tenang.


Chapter 1 - Pagi hari yang tenang.

"Sini, sebelah sini! jika kau tidak cepat, mereka akan menangkap kita."

"Aku tahu, aku sudah tahu, tunggu seb-"

Ditarik oleh sebuah tangan, mereka berlari melewati lorong dengan langkah yang berat.

Itu adalah sebuah lorong yang kecil. Meskipun sudah melewati tengah hari, namun cahaya matahari belum bisa mencapai daerah itu, kegelapan yang samar-samar membentuk sebuah labirin yang rumit seakan menolak keberadaan mereka.

Bagi subaru yang asing dengan daerah ini, ini merupakan situasi yang tidak bagus. Andai orang yang membimbingnya tahu jalan, adalah apa yang diharapkan oleh Subaru.

"Kita malah menuju ke jalan yang gelap, apa kau tau kemana kau pergi?"

"Tidak!"

Setelah perdebatan diantara keduanya, subaru pun mengalah sambil menghela nafas lalu menempatkan tangan di atas dahinya.

Tanggapan yang tidak mengejutkan, lagipula orang yang menarik tangan subaru dari cara berpakaiannya membuat siapapun yang melihatnya berpikir bahwa lorong kecil ini bukanlah tempat yang seharusnya dia berada.

Gaun merah yang berkibar terlihat terbuat dari bahan yang mahal. Kalung yang bergemerlapan memantulkan cahaya. Kulitnya yang tak tertutup terlihat putih dan mulus, mustahil untuk berpikir kalau latar belakangnya tidak berbeda dengan orang kebanyakan.

Terlebih lagi, rambut berwarna orange nya. Para bangsawan menganggap keberadaannya sebagai lelucon, dan seharusnya dia pergi dari tempat kumuh ini.

Melihat penampilannya sekali lagi, Subaru semakin yakin telah membawa seorang pembuat masalah.

Mendengar suara langkah yang mengikuti mereka dibelakang, ini bukanlah waktu yang tepat untuk berhenti dan mengambil nafas.

Bagaimana ini bisa terjadi..? Pertanyaan itu memenuhi pikiran Subaru. Kehabisan nafas, dia merasakan sakit yang menyerang paru-parunya.

Masalah yang sekarang Subaru alami itu bermula pada dua hari yang lalu.


XxxxX


Bagi Natsuki Subaru, pagi hari merupakan waktu untuk tidur, setidaknya ini bukan waktu untuk melakukan kegiatan yang memerlukan tenaga.

Bahkan hanya dengan pemanasan sudah cukup melelahkan, untuk DNA yang tersusun di tubuh Natsuki Subaru hal seperti itu sama rasanya dengan sekarat. Bagi Subaru, bermandikan cahaya matahari pagi dan melakukan senam sebelum kesibukannya dimulai, tidak pernah terfikirkan olehnya sampai beberapa bulan lalu.

Ngomong-ngomong, dipanggil ke dunia lain juga sangat tidak terpikirkan olehnya.

Ini merupakan perubahan yang besar, sampai mereka berfikir kalau kepala mereka terbentur sesuatu. Faktanya dia mempunyai ingatan yang kuat di kepalanya, Sangat tidak mengherankan jika cara berpikirnya sedikit berubah. Bagaimanapun situasi ini tidak membuatnya mengeluh.

"Hei, dan bagian terakhir adalah angkat tanganmu ke atas , Selesai-! Victory-!!"

"Victory!!"
Baca Light Nover Re:Zero Light Novel Arc 3 Translate Bahasa Indonesia

Rombongan suara pun mengikuti intruksi Subaru, meregangkan tangannya ke atas; dan senam pun selesai. Mendengar suara yang semangat tersebut, Subaru menyeka keringat yang turun di wajahnya. Di depannya, orang-orang mengerumuni dia. Warga desa seakan membuat pagar mengelilingi mansion Roswaal. Dilihat dari pemandangannya, Sepertinya setengah dari warga desa sudah berkumpul.

 Senam yang dia mulai tidak diduga menarik perhatian penduduk dunia ini. Di desa ini dia membuat suatu tindakan yang menakjubkan, satu hal yang membuat Subaru terkubur dalam situasi ini, dimana dia tidak bisa berhenti meski dia ingin berhenti.

"Subaru--, kita telah selesai melakukan senam!"

"Beri kami stemple, beri kami stemplenya!!"

"Kentang Manis, Kentang manis"

"Daaa! Cukup, berhenti mengerumuniku sepagi ini dan tenanglah! Kalian sangat bersemangat,memang baik untuk menjadi anak muda! Kalian tidak boleh terburu-buru, tanda stemplenya tidak akan lari. Berbaris, berbaris!!"

Setelah berbicara dengan sekelompok anak-anak dengan terlalu akrab, ekpresi Subaru menujukan senyum miris. Seperti yang diharapkan, anak-anak mengikuti intruksi Subaru dan membuat barisan didepannya. Melihat ini Subaru terlihat puas dan menganggukan kepala.

"Baiklah, Emilia-tan, suatu kehormatan untuk mu..."

"Yaaa, Ini diaa!!"

Emilia berdiri dibelakangnya, sambil memegang sebuah kantung sebelum menyerahkannya pada Subaru, bibirnya membentuk senyum antara ragu dan senang. Membuka kantung yang diterimanya,didalamnya ada kentang manis yang dipotong panjang. Melihat kentang manis itu anak-anak bersorak ria, seolah merespon reaksi anak-anak, Subaru pun mengambil sebuah kentang.

"Baiklah, aku akan memberikan tandanya, siapkan kertas kalian!"

Mengambil sebuah wadah tinta dari kantung yang sama Subaru menyelupkan kentang itu, menekan kentang bertinta ke kertas yang telah disiapkan anak-anak. Emilia melihat wajah anak-anak yang menggambarkan betapa bahagianya hati mereka.

"Mengukir bagian rata dari kentamg dan membuatnya menjadi stemple-kentang. Subaru, kamu selalu memiliki ide yang aneh."

"Jika kamu memotong bagian yang bertinta lalu kamu bisa gunakan itu menjadi cadangan, dan gambar ini punya kegunaan lebih dari yang kau pikirkan. Omong-omong, aku menamai masterpiece hari ini ' Monday 's Puck'"

Apa yang muncul dikertas tersebut adalah sebuah gambar kucing yang berantakan, mengeluarkan aura yang tenang. Itu tergambar dengan baik seperti aslinya, siapapun yang melihat itu pasti langsung tahu siapa yang menjadi modelnya. Well, judulnya sendiri sudah jelas memberi petunjuk.

"Aku benar-benar terkejut, itu terlihat seperti Puck. Subaru, kamu benar-benar punya bakat dalam seni."

"Well, aku mempunyai waktu luang dan itu aku gunakan untuk belajar menggambar seperti ini. Aku hanya tau dasarnya, dan akhirnya aku menyerah ditengah jalan."

Jika kau benar-benar Otaku sejati, kau pasti pernah menggambar meskipun cuma sekali. Dari sana kau bisa menentukan gaya menggambarmu sendiri, ataukah kau bisa membuat nama untuk dirimu sendiri itu bergantung dari keberuntunganmu. Omong-omong, untuk Subaru hal ini mustahil dilakukan.

"Hanya Ini yang bisa kulakukan, membuat gambar kucing dengan kentang di dunia yang tidak mempunyai stemple-kentang; ini bagus untuk menghibur anak-anak yang masih polos."

"Itu adalah cara yang sangat tidak menyenangkan untuk mengatakannya... Dan bukannya digambar ini puck terlihat kurang bersemangat."

"Aku bilang ini disebut 'Monday's Puck' aku mencoba mengambarkan perasaan negative yang tersembunyi dimana kamu mengetahui akan kerja selama seminggu kedepan. Telinga yang menurun itu mempunyai maksud tersendiri."

Mendengar pendapat Emilia, Subaru mencoba untuk menonjolakan sisi senimannya. Selagi diganggu oleh anak-anak yang memegang kertas putih untuk minta distempel, antrian peserta senam pagi yang menunggu untuk distempel juga sudah mulai menumpuk. Rasanya seperti membuat ulang salah satu dari demonstrasi pembuatan stempel di liburan musim panas. Pikir Subaru riang.

Setiap hari sebelum tidur, Subaru mengukir stempel baru, selalu saja ada anak-anak yang penasaran stempel seperti apa yang akan didapatkannya esok hari. Untuk menghibur anak-anak, Subaru memperagakan betapa gesit jarinya dengan cara yang aneh.

Subaru sangat menikmati obrolannya dengan anak-anak yang sedari tadi mengerumuninya, akhirnya mereka membuat janji untuk melakukan senam lagi esok harinya dan mengucapkan salam perpisahan dengan lambaian tangannya.

Subaru pun berbicara kepada orang dewasa yang berpatisipasi,sebelum mengantar Emilia kembali ke mansion.

Seperti inilah kegiatan sehari-hari Subaru, pergi di pagi hari untuk menghabiskan waktunya di desa. Semua ini karena kondisi tubuhnya belum pulih betul dan sehingga dia tidak bisa bekerja di mansion. Sangat menyedihkan memang karena dia juga menyita waktu istirahat Emilia. Hal ini cukup membuat subaru terganggu.

"Aaahh, aku lelah Emilia-tan, aku merasa tidak enak menyita waktumu setiap pagi begini."

"Tak apa, kelihatannya kondisimu juga belum sepenuhnya pulih. Ram dan Rem telah mengerjakan pekerjaan mereka di Mansion. Dan aku merasa hal ini tidak buruk juga."

"Saat kamu bilang tidak buruk, apakah itu maksudnya saat mengahabiskan waktu denganku?"

"Bukan-. Yang aku maksud adalah aku bisa lebih dekat dengan penduduk desa yang dulu belum pernah aku lakukan. Kamu tau maksudnya kan... itu karena aku seperti memasang tembok pembatas disekitar diriku."

Dia membantah pertanyaan subaru yang sekarang menarik nafas panjang melalui hidungnya. Emilia pun tertawa malu-malu. Dibawah tudungnya, wajah putih nya dengan dihiasi bibir merah merona, Subaru merasa tekanan darahnya naik sampai kewajahnya karena terpesona melihat wanita tersebut.

Pakaian yang dikenakan Emilia sangat mirip dengan saat pertama kali mereka bertemu di ibu kota. Rok mini yang tipis, jubah putih dengan sulaman menyerupai siluet elang, rambut peraknya yang cantik mengintip dari balik tudungnya.

Subaru berdiri di sisinya dengan penampilan yang berlawanan, mengenakan jersey abu-abu yang terlihat kotor dan murahan. Setelah datang ke dunia ini pakaiannya semakin tidak karuan, karena kemampuan menjahit Rem lah semua kerusakannya berhasil diperbaiki. Bagian yang masih cukup terlihat jelek, adalah sisi yang berusaha diperbaiki Subaru seorang diri.

Dibandingkan pakaianku , penampilanku dan hal-hal lainnya dengan Emilia, didalam hatiku hanya bisa menghela nafas. aku mencoba untuk menggapainya. Namun sejak awal posisi kita memang berbeda kelas.

"Ngomong-ngomong...."

Yang memecah keheningan itu adalah Emilia, selagi  Subaru tenggelam dalam fikirannya. Dia membungkuk didepan Subaru, melihat kearahnya dari posisi yang lebih tinggi dengan tangan disilang.

"Kamu menjadi sangat akrab dengan penduduk desa kan, itu berarti kamu sekarang lebih terkenal dibandingkan Ram dan Rem."

"Well, dalam beberapa hal aku ini seperti pahlwan yang menyelamatkan anak-anak! Seperti pahlawan yang berkeliling menyelamatkan orang-orang, jadi apa mungkin itu yang mereka bicarakan??"

Meskipun dia mengatakannya seperti sebuah lelucon, kenyataannya Subaru telah melakukan banyak hal sehingga itu tidak terdengar seperti lelucon.

Menanggapi lelucon subaru, Emilia diam dengan menempatkan jari pada bibirnya, memiringkan kepalanya ke arah Subaru.

"Mungkin itu sesuatu yang sedikit berbeda dari seorang pahlawan."

"Ah, yeah Aku pikir mereka tidak ingin membicarakannya... Tapi jika bukan kejadian dihutan lalu apa?"

Mendapat pujian dari aksi penyelamatannya itu bukan sesuatu yang dibutuhkan Subaru. Namun, diluar harapannya, kata-kata Emilia menyinggung ke arah itu. Dia tersenyum dengan bibir merah nya sambil tertawa kecil.

"Memang benar kalau kesan yang kamu dapatkan dari anak-anak didesa itu adalah kamu terlihat seperti pahlawan, tapi lebih daripada itu, rumor yang berkembang mengenai dirimu, kamu terlihat seperti Shikisha, tahu.."

"Shikisha (pemandu musik) ?? Aku tidak bisa memimpin sebuah orchestra tahu.. Bakat bermusikku nol."

Aku sempat bangga menjadi legenda di SD saat pelajaran musik, mendapat kesempatan untuk memainkan drum besar taiko. Seseorang dengan bakat musik nol memainkan drum besar Taiko adalah kejadian yang langka. Lalu mereka mendadak mengganti pemainnya, hal itu masih menjadi misteri untukku.

Karena jawaban Subaru sebelumnya, Emilia menggelengkan wajahnya "bukan itu".

Shikisha adalah seseorang yg sangat pintar. Seorang petapa yang juga bodoh, itu yang dikatakan tetua desa.

"Itu terdengar bukan seperti pujian.. Sama seperti seseorang yang belajar tapi tetap saja bodoh. Lagian, apa yang telah aku kerjakan sampai mendapat julukan itu..."

“Mayonnaise”

Sambil menunjuk jarinya Emilia mengatakan satu kata yang blak-blakan. Dari kata-katanya Subaru hanya bisa setuju. Sejak beberapa hari kemarin, tingkat penggunaan untuk teknologi baru ini berkembang menjadi semakin pesat. 

Karena hal tersebut sangat disayangkan kalau disia-siakan( terutama untuk Emilia) untuk tetap menjadi miliknya sendiri, mereka telah menyebarkan hasil produksinya ke desa-desa terdekat. Hanya dalam beberapa hari sudah banyak yang menyukai.

Bagi pencinta Mayonnaise, membawa mayonaise ke dunia lain benar-benar langkah yang patut dirayakan. Semoga mayonnaise menjadi abadi.

Namun...

"Memang bagus bila orang-orang menyadari keindahan mayonnaise, tapi tindakan menentang kematianku yang heroik kalah terkenal dibandingkan mayonnaise itu sendiri."

Sepertinya daripada menjadi pahlawan, aku terkenal menjadi pembuat mayonnaise, dan akhirnya aku dikenal masyarakat seperti itu. Dengan perasaan yang menggebu Subaru menurunkan bahunya.

Melihat reaksinya Emilia terlihat panik,kemudian memijat bahunya.

"A, umm, Kamu tahu, aku yakin anak-anak itu sangat berterima kasih padamu karena telah menyelamatkan mereka? Tapi orang yang membawa mereka kembali dari hutan adalah Rem, dan rumor mengatakan orang yang mengakhiri Demon-beast di hutan itu adalah Roswaal.."

Sangat menyakitkan memang menerima rasa simpati seperti itu, tapi dia tidak bisa menyangkal apa yang Emilia katakan. Mengingat itu kembali, subaru pun terguncang.

Ketika pergi menyelamatkan anak-anak, hal yang didapatkan Subaru hanyalah gigitan di sekujur tubuhnya dan luka yang sangat parah. Dan dengan mengalahkan demon-beast, selain mengembalikan kesadaran Rem, ia menyerahkan semuanya kepada Roswaal, kehabisan energi lalu tersungkur lemas. Ia sendiri cukup terkejut dengan hal tersebut.

Baca Light Novel Re:Zero Arc 3 translate Bahasa Indonesia

"Jadi sebenarnya aku tidak melakukan apa-apa, kan?"

Jadi selama ini usahaku sia-sia. Subaru merasa seperti semua kerja kerasnya menolak dia, dia merasa seakan perlahan tenggelam.

Melihat Subaru sepeti ini, Emilia jadi kesulitan mencari cara untuk menyemangatinya, pada akhirnya hanya kata 'um' dan 'kamu tahu' atau 'itu tidak seperti itu'.. 

"Mou, berhenti bersikap seperti itu, kau terlalu mencemaskan hal-hal kecil."

"T-tapi Emilia-tan...."

"Orang-orang pasti mengerti kamu telah bekerja sangat keras. Roswaal, dan Ram, dan juga Rem pastinya"

Emilia mengatakannya dengan nada bercanda sambil menusuk wajah Subaru dengan jarinya. Merasakan sentuhan tersebut, Subaru mengalihkan pandangannya ke Emilia dengan tatapan menyedihkan.  Emilia sedikit mengomel sambil berjalan di depannya. 

Membalikkan badan, melepas tudungnya dengan semangat, rambut perak panjangnya berkilau tertimpa cahaya matahari yang seolah mengalir melalui lehernya. Melihat sosok yang mempesona, Subaru berhenti berjalan. Berdiri di depan Subaru, ia meletakan tangan dipinggangnya, seperti sikap seorang kakak yang sedang memarahi adiknya.

"Aku juga mengetahuinya."

"Eeeehhh??"

"Kamu sudah bekerja keras, itu adalah sesuatu yang sangat aku mengerti. Jadi kamu tidak boleh depresi seperti ini. Paham?"

Emilia memiringkan kepala,'Dan Jawabanmu'? Dia bertanya. Mendengar perkataan tersebut subaru pun bangun dari lamunannya dengan semangat, sambil mengangguk-angguk. Melihat reaksinya, Emilia pun tersenyum.

"Mou, sekarang apa lagi? Kamu bertingkah seperti mainan rusak. Kamu selalu seperti ini."

"Tidak, kali ini aku tidak melakukannya untuk tujuan tertentu... Dan ngomong-ngomong Emilia-tan yang melakukan hal-hal ini tanpa harus mencoba itu 100x lebih tidak adil. Tidak peduli bagaimana aku menolaknya, aku selalu jatuh cinta lagi."

"Ya, Ya . Berhenti bercanda seperti itu, aku pikir itu adalah-- kebiasaan yang buruk."

Kami sedang berbicara dari hati ke hati disini, tapi Emilia yang tersenyum tidak mendengarkannya. Dia menangkap rambutnya yang terbang dengan satu tangan kemudian mengembalikannya kepunggungnya, Subaru sekali lagi berpikir bahwa Emilia jauh diatas kelasnya.

Meskipun berjalan bersama seperti ini adalah sesuatu yang biasa mereka lakukan sebelumnya, tiap waktu, setiap waktu, dia merasa ini seperti pengalaman baru.

Akan tetapi Emilia tidak merasakan hal yang sama. Jika Subaru melewatkan hari ini, peluang bertemu Emilia yang sekarang tidak akan pernah datang lagi. Menikmati waktunya yang berharga dan menatap masa depan, sangat tidak disangka dia bisa menghabiskan kehidupan sehari-harinya seperti ini.

"Berkerja dengan semangat, menjalin hubungan dengan kekasihku-- sungguh kehidupan yang indah. Jika begitu tidak ada lagi yang memanggilku penyendiri lagi!!"

"Karena kamu laki-laki, wajar jika kamu bertindak sok kuat seperti ini, tapi kamu juga harus merawat tubuhmu dengan baik, tahu.. Tidak ada alasan juga untuk memaksakan dirimu saat ini.. Menurutlah dan biarkan  Ram dan Rem .. mm Lebih banyak Rem yang mengurus mu."

Dari teriakan energik dan pose eksentrik yang diperlihatkannya, Emilia terlihat salah paham dan hanya memberikan saran seadanya.

Yang ada dipikiran Emilia, Subaru adalah tipe pemuda yang suka bekerja keras. Orang yang akan terus bekerja dan bekerja sampai mereka mati. Tentu saja, kenyataannya Subaru jauh dari kata pekerja keras, kepribadiannya adalah orang yang hidup hanya untuk makan dan tidur tanpa perlu bekerja.

Dan tentunya dia juga tidak bisa jujur begitu saja untuk membenarkan kesalahpahaman seperti ini.

Sementara mereka terus mengobrol, puncak Roswaal Mansion pun mulai terlihat dari kejauhan. Seperti inilah kehidupan mereka, menghabiskan waktu dengan obrolan pagi yang menyenangkan, akan tetapi, waktu mereka yang seperti ini, akan segera berakhir.

"Kita telah mengobrol dan waktu berl.... Hey kenapa langkahmu jadi lambat?"

"Ini akibat rasa enggan ku untuk berpisah, menggunakan taktik jalan siput ku. Apakah kamu  tidak mau menikmati udara segar pagi hari lebih lama lagi? Dengan siapa?Dengan aku!"

"Jika kita berjalan terlalu lambat, orang yang menunggu kita akan marah tahu.. Aku memang bilang, kau tidak perlu memaksakan dirimu, tapi menepati janji itu penting. Aku punya kontrak dengan roh, dan aku harus menepatinya."

"Aku lemah terhadap alasan-alasan seperti itu.. Puck akan segera bangun, dan aku seperti akan kehilangan waktu untuk berbicang mesra dengan Emilia."

Kontrak dari pengguna roh, dia lemah menanggapi hal tersebut. Dia menyembunyikan pikiran terdalamnya dibalik wajah yang santai sementara menahan rasa risau didalam hatinya.

"Aku tahu … ayo kembali. Sial . seharusnya aku bisa melakukan yang lebih baik dari ini!!"

"Aku tidak tahu apa yang membuatmu jengkel, tapi jika aku punya waktu luang lebih aku akan mendengar mu, jadi berhentilah mengeluh, mou."

Emilia yang sedikit demi sedikit bersikap lebih akrab kepada Subaru, menunjukan senyum canggung sambil meletakkan jari di bibirnya. Subaru melihatnya ketika dia bergumam sambil menghembuskan nafasnya, "apa ini?".

Sebuah kereta… berhenti di depan mansion.

"Hmmmm??"

Terusik oleh gumamannya, dia mengalihkan pandangannya ke arah yang emilia lihat, memicingkan matanya untuk memastikan apa yang dilihatnya.

Didepan gerbang utama mansion milik Roswaal terlihat ada sebuah kereta 'kuda' selagi mereka mendekat. Sekilas Subaru bisa mengatakan kalau kereta 'kuda' ini berbeda dengan kereka kuda yang dia ketahui.

Lagipula, hewan yang menarik keretanya bukan kuda melainkan kadal seukuran kuda. Meski itu tidak bisa disebut kereta kuda, dia tidak punya pilihan yang tepat untuk memanggilnya kereta kuda.

"Aku ingat,yang seperti itu yang sering lewat di ibukota."

Pada hari pertama ia dipanggil kedunia ini, ia ingat melihat hewan yang sama berlarian di tengah jalan besar yang menyebabkan kepulan debu, akan sangat sulit melupakan hal ini. Fakta dari penarik kuda bukan lah kata yang asing, dia yakin bahwa kuda yang sebenarnya pasti ada di dunia ini, dan dilihat-lihat betapa banyaknya kadal yang menarik kereta kuda aku rasa hal seperti itu hal yang biasa di dunia ini.

"Jika aku tidak salah mereka disebut kereta naga?"

"Yeah. Karena yang menarik keretanya adalah naga tipe tanah, menyebut itu kereta-naga hal biasa bukan?Ee . itu bohong, Mungkin saja pengetahuan umum ku salah? Apakah itu punya nama yang lain?"

Yang menanggapi pertanyaan Subaru adalah Emilia, yang pastinya mempunyai pengetahuan lebih luas tapi kini dia semakin curiga. Untuk gadis yang terlalu memasukkan kata-katanya dalam hati, Subaru melambaikan tangannya tanda penyangkalan.

"Itu hanya karena pengetahuanku masih kurang. Emilia-tan benar mengenai ini. Jadi percaya dirilah sedikit!"

"Benarkah? Kamu tidak sedang meledekku kan?Jangan memulai rumor yang aneh tentang ku oke?. Jika kamu bohong aku akan menghajarmu,  tahu."

"Menghajar, itu bukan kata-kata yang bisa kamu dengar dizaman ini."

Seperti inilah, mereka sampai di kereta selagi mengobrol. Melihat kadal itu dari dekat sangat mengejutkan betapa besarnya naga itu. Didepan kereta terdapat sebuah kursi yang disediakan untuk seorang kusir .Seseorang yang duduk di situ melihat mereka berdua mendekat lalu mulai turun dari atas keretanya.

Baca Light Novel Re:Zero Arc 3 translate bahasa Indonesia


"Selamat datang kembali. Maafkan kelancangan saya yang telah memarkirkan kereta kami di depan gerbang anda."

Dengan sikap seorang pria sejati ia menyapa kami sambil menundukan kepalanya. Jika orang yang membawa keretanya saja sudah menunjukkan sikap seperti ini, penumpangnya pasti adalah seseorang yang layak mendapatkan rasa hormat darinya. Mengintip dari celah yang ada di jendela, bahkan sebuah bayangan dari seseorang tidak terlihat sama sekali didalam keretanya. Dengan kata lain...

"Perwakilan kami telah berada di dalam mansion sedang bertemu dengan sang pemilik rumah."

"Ya, ampun, sopannya.. Bagaimana ya, sangat memalukan bagiku memperlihatkan penampilan yang seperti ini. Bagaimanapun aku tidak terbiasa degan hal-hal seperti ini, jadi kuharap anda dapat memakluminya.”

Subaru menanggapinya dengan sikap yang terlalu jujur, mencoba menutupinya dengan bahasa yang terdengar sopan itu terlalu berlebihan. Berdiri disebelahnya Emilia membuat tatapan yang seolah berkata "kau tau cara berbicara dengan sopan, kan?" Subaru merasakan perbedaan antara dirinya dan Emilia.

Untuk menutupi Subaru yang kini diam, Emilia berjalan mendekati sang kusir.

"Kamu bilang Perwakilan… mungkinkah?"

Mendengar pertanyaan itu sang kusir itu mengangguk dan mengisyaratkan bahwa dia tahu maksudnya.

"Seperti yang Emilia-sama kira, ini tentang pemilihan Raja."

Mendengar kata 'pemilihan raja' Subaru mengangkat wajahnya terkejut. Bahkan hanya dengan mendengarnya, ini merupakan kata-kata yang tidak bisa dijangkaunya.

"Wajah Emilia pun menjadi kaku, dan subaru mengerutkan dahinya menghadapi perubahan situasi ini.  Melihat reaksi mereka sang  kusir tua  pun mengangkat kepalanya dan melanjutkan."

"Aku rasa anda akan mendengar ini secara resmi dari perwakilan kami, jika anda berkenan tolong kembalilah ke mansion."

"Kupikir, mungkinkah ini sebuah panggilan?"

"Untuk informasi lebih lanjut, bisa anda dengar langsung dari perwakilan kami."

Melihat kusir yang sangat sopan tersebut, Emilia menundukan kepalanya dan menjawab "baiklah" dengan wajah yang tegang.

"Ayo Pergi!"

Setelah memberikan pernyataan pendek tersebut, Emilia mulai berjalan tanpa melihat kearah Subaru lagi. Berjalan menuju pintu masuk mansion.

Dengan canggung subaru mengerjarnya di belakang. Menoleh sekali lagi kearah yang lain.

Sang kusir masih menundukan kepalanya, melihat mereka pergi dalam diam.


--End Of Chapter 1--


Baca semua Chapter -> Index Re:Zero All Volume

Translated by : Kuro One


Previous
Next Post »
2 Komentar
avatar

web ini pake keyboard gak respon ya.? di tekan bawah gak kebawah.. jadi harus pake scrol mulu :'(

Balas
avatar

Kayaknya gabisa.. kemarena pernah ada yg komplain gabisa juga.. :3 ane jarang buka pke laptop.. jdi gatau..

Balas